Sebuah Pengantar, Korupsi dan Mafia di Kabupaten Pacitan


Oleh : M Ari Mukhlason & Aswika Budhi Arfandy

Mengapa Kabupaten Pacitan? Ada apa di daerah terpencil ini? Kabupaten yang terletak di ujung selatan barat Provinsi Jawa Timur ini namanya mulai menasional ketika Presiden Republik Indonesia ke-enam, lahir di sini. Namun, sejak dikenalnya daerah ini, perkembangan demi perkembangan mulai terjadi di Pacitan.

Puncak terjadinya perkembangan itu ketika mulai berkuasanya bupati Sujono, yang notabene dipilih karena politik restu dari perkumpulan warga Pacitan di Jakarta. Yang dalam hal ini, Sujono dan Presiden SBY menjadi anggota komunitas ini.

Dimulai tahun 2005, pembangunan demi pembangunan level nasional pun dimulai. Bumi Pacitan sedikit demi sedikit, dikeruk. Mulai yang bersampul pabrik tambang, hingga pembebasan lahan Jalur Lintas Selatan (JLS) oleh Tim 9 yang diketuai Sekretaris Daerah, Mulyono yang tidak sesuai dengan Hak Azasi Manusia. Continue reading →

Perjalanan Menemukan Penerbit – Gurita Pacitan


Unpredictable, unbelieveable.
Itulah yang kusematkan pada proses pencarian penerbit / percetakan yang mau menerbitkan kumpulan tulisan tentang dunia perkorupsian di Pacitan.

Dengan niat hati menyampaikan /syiar dalam rangka penyadaran masyarakat akan bahayanya tindak pidana korupsi dan semakin berbahayanya tindakan tersebut bila dibiarkan, kami, anak-anak muda Pacitan bertekad bulat membuat sebuah kumpulan tulsan yang syukur-syukur nantinya bisa menjadi buku. Continue reading →

Mandangin, Pulau Terpadat Penduduk di Jawa Timur


Bila anda terbang dari Surabaya menuju Makassar atau sebaliknya, kemungkinan besar anda akan melihat pulau kecil unik ini. Namanya Mandangin. Pulau yang menurut tulisan di internet hanya memiliki luas kurang dari 2 km2 ini, memiliki pemukiman penduduk yang sangat-sangat padat. Tidak hanya dari google earth, dari atas pesawat yang melintas di sekitarnyapun terlihat demikian. Continue reading →

Selamat Jalan


Tiada kawan yang abadi, tiada lawan yang abadi. Yang ada hanya kepentingan yang abadi.

Bagi saya, Usamah Ibn Ladin itu adalah penyadar, pihak yang
menyadarkan bahwa masih ada hak untuk memberontak terhadap hegemoni penguasa yang sudah menebarkan ketidak-adilan di berbagai muka bumi, dengan label apapun.

Umat islam memang masih lemah, khususnya media dan publikasi. Maka kalah publikasi, dicap teroris. Tidak apa-apa. Toh hanya dicap di dunia.

Usamah masih lebih mending dibandingkan yang hanya bisa diam, tidak melakukan perlawanan sedikitpun, seperti saya ini 🙂

Allahummaghfir lahuu warhamhu wa’aafihi wa’fu ‘anhu.
Allahummajzihi jazaa’an khairan mimmaa ‘amil
Allahummajzihi jannatak

Analisa Kegagalan Tim-Nas


Namanya juga analisa ngawur, tentu dilakukan bukan orang yang ahlinya, hanya sebuah obrolan, yang belum tentu menarik untuk dibaca. Berikut selengkapnya :
1. Sorotan media terlalu dan keterlaluan.
Layaknya reality show, bahkan hingga ke kamar mandi saja kalo bisa dikuntit. Pemain tidak bisa tenang, dan harus selalu jaga image di depan kamera. Media selayaknya melakukan evaluasi terkait hal ini. Apakah tidak ada materi liputan lain yang lebih menarik selain aktivitas real time pemain timnas ? Bukankah sisi keluarga pemain yang tidak terkait langsung dengan pemain bisa dijadikan fokus sorotan, juga bagaimana track recordnya selama ini, dll ? Continue reading →